- Back to Home »
- Cerpen Remaja : My Scary Holiday
Posted by : Unknown
Sabtu, 09 November 2013
Hari ini hari pertama libur sekolah. Di rumahnya anggun, Anggun, Novi, Feby, Fuji, Fepi, Reni, Stevi dan Via sedang berbincang mengenai libur sekolah. “guys, enaknya kita ngapain ya kalo libur gini?” tanya Feby. “Hmmm… kita ngerjain pr aja yuk.. soalnya pr dari pak Hasnan buanyak buanget.” Ujar Novi. “Hu… gak seru ah. Masa dikasih libur satu bulan buat ngerjain pr aja?” protes Via. “Iya nih… gimana kalau kita ke korea terus ketemu sama onew shine dan jalan jalan bareng sama dia… di kasih es krim, wah…” ujar anggun membanyangkan. “Huu… gak seru.. gimana kalau kita kemping di bukit?” usul reni. “Bukit? Bukit mana?” tanya fepi. “Hm.. bukit… yang agak serem… ah.. Bukit senyum..!” Ujar reni. “Hah? Bu..bu.. bukit senyum? Itu kan angker.” Ujar fuji takut. “Ya gak apa apa. sekalian kita nguji nyali.” “ya ya.. ya udah besok kita ketemu lagi di sini jam 9 pagi ya.” Ujar feby. Mereka pun pulang untuk mempersiapkan barang barang yang akan mereka bawa.
Tepat jam 9 mereka berkumpul di taman. Semua sudah membawa perlengkapan kemping. Ada yang membawa makanan, tenda, dan perlengkapan lainnya. “Terus kita dianter sama siapa?” tanya reni. “Sebentar lagi ayah datang jadi tunggu sebentar ya.” Ujar feby. Tak beberapa lama, ayah feby pun datang. Mereka segera naik ke dalam mobil. Mobil pun melaju dengan kecepatan penuh. Mereka tak langsung menuju tempat yang telah ditetapkan, takut ayah feby marah, mereka pun memutuskan untuk turun di taman bunga. Berhubung taman bunga dekat dengan bukit senyum dan biasanya taman bunga sering dipakai untuk berpiknik atau berkemping. “Kalian yakin nih pengen kemping di sini?”. Tanya fuji. “Ya iyalah. Ngapain kita dah jauh-jauh minta antarin sama ayahnya feby terus kita gak jadi?” ujar reni yang agak marah kepada fuji.” Ya nih.. kalau kamu gak mau ikutan kenapa dateng?”. tanya feby. “udah ah.. ayo kita jalan terus. Gak enak kalau berhenti di sini.” Ujar anggun yang dari tadi diam.
Di tengah jalan mereka sedikit kesusahan untuk menemukan tempat untuk berkemping. Tiba tiba mereka bertemu dengan seorang nenek tua yang sedang menggendong seekor kucing hitam. Penampilannya sangat menyeramkan dengan pakaian yang digunakan serba hitam. “Nah tuh ada nenek nenek, kamu tanya gih.” Ujar via menyuruh stevi. “Ogah ah… si novi aja. Aku kan gak bisa ngomong.” Ujar stevi menunjuk novi. “Lah itu kamu bisa ngomong.” Ujar novi. “Ah.. udah deh.. biar aku aja deh yang ngomong sama nenek itu. Aku kan sang penyelamat. hehehehe” ujar fepi. “Huu… ya udah sana gih..” suruh feby. Fepi pun pergi menghampiri nenek tua yang sedang mengelus-elus kucing hitam itu. “Hhmm.. permisi nek, saya ingin bertanya..” ujar fepi. Nenek itu hanya menatap tajam dan mengerikan. Fepi pun melanjutkan pertanyaannya. “Kami tersesat, apakah nenek tau jalan menuju tempat kemping?” tanya fepi. “hhmmm.. apakah kamu benar benar ingin kemping di bukit ini?” tanya nenek itu menyeramkan. “Ya tentu saja nek. Kami ini kan seorang petualang. Nenek bisa kasih tau kami jalan untuk ke tempat kemping?” tanya fepi lagi. Namun, nenek itu tak menjawab pertanyaan fepi. Ia melihat feby, fuji, anggun, reni, novi, stevi, via dan ia berkata. “Baiklah kalian semua tidak ganjil, jalan untuk kemping adalah..” ia terdiam sejenak dan melanjutkan perkataannya, “lewat sana.” Ujarnya menunjuk arah. “Makasih ya nek..” ujar mereka berdelapan. Mereka lalu melanjutkan perjalanan mereka.
Tak beberapa lama mereka sampai ke tempat yang mereka tuju. Namun, mereka sedikit aneh karena tempat itu dipenuhi oleh pohon pohon yang besar dan rindang. Tempat itu juga sangat kotor dan dipenuhi banyak sampah. “Waww.” Ujar feby, anggun, novi dan reni berbarengan. “Ya.. benar benar waw.” Ujar fepi. “Ih.. serem..” ujar fuji. “Ah.. kamu itu semuanya pasti dibilang serem. Dasar penakut!” ledek stevi. “Iyuh.. kotor buanget sih ini tempat.” Ujar via. “Ya udah.. mending kita bersiin aja nih tempat. Terus kita diriin tenda di sini.” Ujar feby. Mereka lalu membersihkan tempat itu. Setelah tempat itu bersih mereka pun mendirikan tenda. “Terus kita ngapain lagi?” tanya fuji. “Hhhmm… kita makan aja yuk. sudah lapar nih.” Ujar anggun. “Oh.. iya.. kita makan yuk dah jam 12 nih.” Ujar feby sambil melihat jam tangannya. Semua pun mengeluarkan bekal makanannya dan memakannya. Setelah makan, feby mendapat ide yang cukup bagus.” Guys, kata orang orang, disini kan ada air terjun, kita kesana yuk.” Ujar feby kepada semua kawannya. “tapi feb, tempat itu angker..” “fuji, udah deh! Jangan jadi penakut” “Iya tuh, ayo kita beresin dulu nih tempat makan.” Ujar fepi. Mereka pun membereskan tempat makan mereka, lalu bersiap untuk pergi mencari air terjun itu.
Setelah cukup lama mencari air terjun, mereka akhirnya menemukan air terjun yang mereka cari. tapi ada yang aneh, air terjun itu tak terlihat indah, namun, menyeramkan dan kotor. “Iyuh” ujar anggun. “Ya udah lah, kita nikmatin apa yang ada ajalah.” Ujar feby. Mereka pun bersiap untuk bermain air. Fuji memisahkan dirinya karena dia paling gak suka kalau main air. Saat ia melihat ada seekor ikan yang cukup lucu, ia mengikuti ikan itu. Saat di ikuti fuji, tiba tiba ikan itu berhenti. Fuji melihat ke arah samping dirinya. “Aaahhkkrrr” Teriaknya. Semua yang mendengar teriakannya, langsung menghampirinya. “Kamu kenapa ji?” tanya stevi. “Iya nih, kamu kenapa?” tambah via. “Li..li..li.. liat tuh..” ujar fuji. Mereka semua melihat ke arah yang ditunjuk fuji. Semua terkejut, puluhan tengkorak manusia yang terpisah pisah dan tak menyatu lagi menumpuk disana. Entah siapa yang yang menaruh tengkorak tengkorak itu. “Mending, kita pergi aja dari sini, aku merinding nih.” Ujar novi. “Iya nih. Ntar ada apa apa lagi. “Ujar reni.” Ya udah ayo.” Ujar feby. Mereka pun segera pergi dari tempat yang aneh dan misterius itu.
Tak terasa hari sudah mulai gelap, mereka pun memulai untuk acara uji nyali. Namun, saat mereka sudah bersiap siap, hujan pun turun. Mereka pun menggagalkan rencana mereka. “Lalu kita ngapain dong?” tanya anggun. “Gak tau, kita ngapain ya?” ujar reni. “Kita baca buku aja yuk. Berharap hujannya berhenti. Kalau hujannya berhenti baru kita mulai acara uji nyalinya.” Ujar feby mengusulkan idenya. “Ya.. ya udah deh, dari pada kita bosan di sini mending kita lakukan apa yang kita suka aja.” Usul fepi.
Mereka pun melakukan hal yang mereka suka di dalam tenda. Feby membaca buku buku yang ia bawa, fepi, via dan novi asik mendengarkan lagu dari hp yang mereka bawa, reni asik membolak balikkan kubik yang ia bawa, anggun sedang asik dengan BB-nya, stevi sedang asik dengan leptop yang dibawanya, sedangkan fuji seperti biasa, ia senang sekali tidur.
Hujan tak berhenti berhenti. Malam pun semakin larut. Mereka semua memutuskan untuk pergi tidur dan membatalkan acara uji nyalinya. Mereka semua tidur sangat nyenyak. Jam menunjukan 12 malam. Fuji terbangun dari tidurnya karena ingin buang air kecil. Ia membangunkan reni untuk menemaninya mencari tempat untuk buang air kecil. “Ren, temenin aku yuk, pengen pipis nih..” ujar fuji. “Pengen pipis? Disini gak ada tempat buat buang ar ji… dah ah, aku ngantuk, pengen tidur.” Ujar reni. Fuji masih terjaga sambil menahan rasa ingin buang air kecil. Tiba tiba ia melihat bayangan aneh melintas di tenda itu. “Aaa…a.a..a.a.aa..” Fuji membangunkan semua yang ada di dalam tenda dengan jeritannya. “Kamu tuh kenapa sih ji? Kalau kamu gak ngantuk jangan pake bangunin orang lain napa.” Ujar stevi.” Iya nih.. orang lagi seru juga, aku lagi ketemu sama onew shine tau.” Ujar anggun ikut berbicara. “Iya, kamu tuh kenapa sih?” tanya feby. “Tadi aku lihat seseorang lewat, tapi Cuma bayangannya aja.” Ujar fuji. “hahhaha…” semuanya tertawa. “Ih, aku gak bohong” ujar fuji. “Kamu ngigau kali” ujar via. “Gak, aku gak ngigau.” Ujar fuji menyela. Tiba tiba bayangan yang dilihat fuji tadi kembali muncul. kali ini di tambah dengan suara langkah kaki. “Eh, tadi itu siapa?” tanya feby. “gak tau, tapi masa ada orang ke sini, ini kan baru jam 2 malam.” Ujar fepi sembari melihat jam yang ada di tangannya. Feby, stevi, novi dan anggun mengecek keluar. Tapi tak ada seorang pun yang ada diluar kecuali mereka bereempat. Mereka pun kembali ke tenda.” Gak ada siapa siapa di luar.” Ujar anggun. “Ih.. kok aku merinding ya?” ujar fepi. “Ah.. udah ah. Kita tidur lagi aja.” Ujar feby. Mereka pun kembali tidur.
Keesokan paginya, betapa terkejutnya mereka. Saat mereka keluar dari tenda mereka, mereka melihat banyak kuburan yang tak terawat. “perasaan kemarin kita kesini gak ada kuburan sama sekali deh. “Ujar feby.” Mending kita cepet ceoet pergi dari sini.” Ujar via. “Ya daripada nanti terjadi masalah. Kan gawat” ujar stevi. “Tuh kan bener, tempat ini angker” ujar fuji. Mereka pun bergegas membereskan tenda mereka dan segera pergi. Saat mereka melewati jalan untuk pulang, mereka melihat pohon beringin yang sangat sangat besar dan menyeramkan. “Bukannya di tempat ini ya kita ketemu sama nenek nenek yang aneh” tanya reni. “Iya iah… aneh…” ujar novi. “Udah ayo, jangan diliatin pohon beringin itu.” Ujar feby. Mereka pun segera pergi. Tak terasa mereka sudah sampai di depan gerbang taman bunga. Mereka tinggal menunggu ayah feby untuk menjemput mereka. “Aku kapok ah, gak mau lagi kemping di bukit itu. Bukit itu benar benar angker.” Ujar reni. “Iya, lain kali kalau mau ngisi liburan musim panas kita mending ke tempat yang lebih bagus.” Ujar fepi. “Iya tempat itu sangat sangat sangat sangat sangaaaattt.. menyeramkan.” Ujar novi. “Tuh kan apa aku bilang, tempat itu angker! kalian sih gak mau ngedengerin aku.” Ujar fuji. “Ya deh iya.” Ujar kami semua berbarengan. Beberapa menit kemudian, ayah feby datang. Mereka pun segera masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumah mereka.
Cerpen Karangan: Febriska Ditiea Utami
source : cerpenmu.com
Diberdayakan oleh Blogger.