- Back to Home »
- Monumen Batu Stonehenge
Posted by : Unknown
Kamis, 14 November 2013
Stonehenge, Avebury dan Situs Terkait | |
---|---|
Nama sebagaimana tercantum dalam Daftar Warisan Dunia | |
Negara | Britania Raya |
Tipe | Budaya |
Kriteria | i, ii, iii |
Nomor identifikasi | 373 |
Kawasan UNESCO | Amerika Utara dan Eropa |
Tahun pengukuhan | 1986 (sesi ke-15) |
Stonehenge merupakan suatu bangunan yang dibangun pada zaman Perunggu, dan Neolitikum. Ia terletak berdekatan dengan Amesbury diWiltshire, Inggris, sekitar 13 kilometer barat laut Salisbury. Sebagai salah satu situs yang paling terkenal di dunia, Stonehenge merupakan lingkaran batu tegak yang berada di dalam lingkup tembok tanah.
Terdapat pertikaian mengenai usia sebenarnya lingkaran batu tersebut, tetapi kebanyakan arkeolog memperkirakan bahwa bangunan tersebut didirikan antara 3.000 SM hingga 2.000 SM. Pada tahun 2008, penanggalan radiokarbonmenunjukkan bahwa batu pertama didirikan antara 2400 hingga 2200 SM. [1]Sedangkan teori lain mengindikasikan bahwa batu biru (bluestone) didirikan sekitar 3.000 SM.
Gundukan tanah dan parit berbentuk melingkar yang ada di sekitarnya, merupakan penanda mengenai tahapan awal pembangunan monumen tersebut. Penanggalan yang didapat dari fitur tersebut adalah sekitar 3.100 SM. Situs Stonehenge dan lingkungan di sekitarnya ditambahkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986 bersamaan denganAvebury Henge.
Stonehenge berasal dari kata Stone dan Henge. Stone berarti batu, sedangkan Henge berarti lingkaran. Arkeolog mendefinisikan henge sebagai tembok tanah yang berbentuk melingkar dan terdapat parit di dalamnya.[2]
Pada awal abad ke-20, kebanyakan dari batu-batu itu tidak lagi berdiri tegak. Hal ini kemungkinan disebabkan banyaknya wisatawan yang menaiki Stonehenge pada sekitar abad ke-19 karena keingintahuan mereka yang besar. Semenjak itu, telah dilakukan tiga tahap renovasi untuk menegakkan kembali batu yang miring atau terbalik, dan untuk mengembalikan batu-batu tersebut ke tempat semula dengan teliti.
Sejarah awal
Kompleks Stonehenge dibangun dalam beberapa fase pembangunan selama setidaknya 1.500 tahun dan sepanjang kurun waktu itu aktivitas terus berjalan. Terdapat beberapa bukti adanya pembangunan konstruksi secara besar-besaran di dan di sekitar monumen, membuat penanggalan mengenai pembangunan monumen ini dapat berkisar hingga 6.500 tahun. Penanggalan mengenai aktivitas pembangunan monumen ini sulit diketahui karena beberapa hal seperti lapisan kapur alam karena periglasial dan hewan yang menggali tanah, catatan penggalian yang buruk beserta kurang akuratnya data yang ada.
Sebelum monumen didirikan (8.000 S.M.)
Arkeolog telah menemukan empat (kemungkinan lima) lubang tiang patokan (postholes) dengan penanggalan 8.000 S.M., di tempat yang sekarang menjadi lahan parkir. Tiga dari tiang tersebut (kemungkinan empat), terletak dalam deretan timur ke barat yang mungkin ada hubungannya dengan kegiatan ritual.
Tahap Pembangunan Stonehenge
Stonehenge I
Monumen pertama terdiri dari gundukan tanah melingkar dan parit dengan diameter berukuran 115 meter (320 kaki) dan dengan satu pintu masuk di bagian timur laut. Fase ini terjadi sekitar 3.100 SM. Di bagian luar kawasan lingkaran terdapat 59 lubang yang dikenal sebagai lubang Aubrey untuk memperingati John Aubrey, seorang arkeolog abad ketujuh belas yang pertama kali mengidentifikasi lubang-lubang tersebut.
Pada tahun 2013, sekelompok Arkeolog yang dipimpin oleh Professor Mike Parker Pearson, mengekskavasi lebih dari 50.000 tulang yang dikremasi dari 63 individu yang dikubur di lubang Aubrey, Stonehenge. Ada kemungkinan bahwa beberapa di antaranya merupakan kaum bangsawan.[3][4] Pada fase ini, sebuah batu tunggal monolit besar yang tidak dihaluskan dikenal sebagai 'Batu Tumit' (Heel Stone) diletakkan di luar pintu masuk.
Stonehenge II
Bukti fase kedua sudah tidak terlihat lagi. Dari jumlah lubang tiang patokan yang berpenanggalan awal 300 S.M., mengindikasikan bahwa beberapa struktur kayu dibentuk di dalam kawasan pada masa ini. Pada masa ini setidaknya, 25 fungsi lubang Aubrey telah berubah menjadi tempat penguburan abu pemakaman. Pada masa ini, Stonehenge diinterpretasikan sebagai kuburan kremasi yang tertutup. Ini merupakan kuburan kremasi yang pertama diketahui di daerah Inggris.
Stonehenge IIIa
Ekskavasi arkeologi menunjukkan bahwa sekitar 2600 SM, para pembangun Stonehenge telah meninggalkan penggunaan kayu sebagai patokan. Mereka beralih dengan menggunakan batu dan membuat dua buah lubang lengkungan bulan sabit (yang dikenal dengan nama lubang Q dan R), di tengah-tengah lokasi Stonehenge. Kekurangan dari bukti pembangunan ini adalah bukti penanggalan yang tidak kuat. Pada lubang-lubang ini setidaknya terdapat 80 batu yang berdiri, dan hanya 43 buah yang dapat ditemukan pada saat ini. Batu ini disebut batu biru atau bluestone, diperkirakan berasal dari bukit Preseli, sekitar 240 kilometer jauhnya dari Stonehenge, di tempat yang sekarang bernama Pembrokeshire, Wales dengan tenaga manusia. Teori lainnya yang banyak didukung saat ini adalah batu itu dibawa memanfaatkan gletser laut Irlandia. [5]
Pintu masuk Stonehenge di sebelah timur laut dilebarkan pada masa ini dan menjadikannya selaras dengan arah matahari yang naik pada pertengahan musim panas dan matahari terbenam pada pertengahan musim dingin saat itu. Walaupun demikian, fase pembangunan monumen ini tidak diteruskan dan ditinggalkan begitu saja. Beberapa batu berdiri yang kecil dipindahkan dan lubang Q dan R ditutup kembali. Dari keberadaan bukti-bukti ini, dapat dibayangkan pentingnya situs ini pada masa itu.
Heelstone atau batu tumit merupakan batu pasir dari masa tersier yang didirikan di luar pintu masuk timur-laut pada masa ini. Penanggalan peletakan batu tumit ini tidak dapat dipastikan dengan akurat dan bahkan dapat diletakkan kapan saja pada masa pembangunan ketiga. Pertama kali, batu ini ditemani dengan batu kedua, yang sudah tidak tampak lagi. Dua atau bahkan tiga batu portal besar diletakkan di dalam pintu masuk timur-laut, yang pada saat ini hanya tersisa satu buah.
Stonehenge IIIb
Pada fase berikutnya 30 batu Sarsen yang besar didatangkan dari tambang berjarak 40 kilometer di utara monumen, di daerah bernama Marlborough Downs. Terdapat kemungkinan pula, batu-batu ini didatangkan dari sisa-sisa tambang kapur yang lebih dekat. Batu-batu tersebut dipahat untuk membuat sambungan pasak dan ruas sebelum didirikan dan membentuk lingkaran tiang batu berukuran diameter 33 meter dengan 30 atap batu (lintel) di atasnya. Setiap bongkah batu tersebut memiliki berat sekitar 25 ton.
Di dalam lingkaran monumen terdapat lima trilithon batu sarsen yang diproses dan disusun dalam bentuk setengah lingkaran. Pada lingkaran monumen ini terdapat sepuluh batu yang berdiri tegak dan lima batu mendatar lintel, dengan berat sehingga 50 ton setiap batunya. Seluruh batu disambungkan dengan menggunakan sambungan rumit.
Pada salah satu batu Sarsen terdapat ukiran pisau belati dan kepala kapak. Pada masa ini, dibangun jalan sepanjang 500 meter dibangun, menuju ke arah timur laut dari pintu masuk dan mengandung dua pasang tambak sejajar yang berparit di tengahnya. Pada bagian akhir, dua batu portal besar dipasangkan di pintu masuk yang pada masa kini hanya tersisa satu pintu. Batu Pengorbanan (Slaughter Stone) berukuran panjang 4,9 meter. Fase yang menggunakan teknologi tinggi ini dipercaya merupakan hasil kerja kebudayaan Wessex pada Zaman Perunggu awal, sekitar 2000 SM.
Stonehenge IIIc
Setelah Zaman Perunggu, ada kemungkinan batu biru telah ditegakkan seperti semula, dalam lingkaran di antara dua tiang sarsen dan juga dalam bentuk setengah lingkaran di tengah, mengikuti pola batu sarsen. Walaupun fase ini tampak menakjubkan, pembangunan Stonehenge tahap IIIc tampak kurang rapi jika dibandingkan dengan fase IIIb. Sebagai contoh, batu biru yang ditegakkan memiliki fondasi yang tidak kokoh dan mulai tumbang. Terdapat dua lubang berbentuk melingkar yang terletak di luar monumen yang dikenal dengan nama lubang Y dan Z. Lubang ini tidak pernah diisi dengan batu yang berkaitan dengan monumen.
Setelah Stonehenge berdiri
Lubang Y dan Z yang melingkar di luar monumen, merupakan konstruksi terakhir yang diketahui mengenai Stonehenge. Kedua lingkaran lubang ini dibangun pada 1.600 S.M., dan pemakaian terakhirnya kemungkinan pada masa besi. Koin Romawi dan artefak abad pertengahan telah ditemukan di dalam dan di sekitar monumen, tetapi tidak ada bukti bahwa monumen ini dipergunakan setelah masa prasejarah Inggris, hingga saat ini. Beberapa lokasi dan kejadian bersejarah berada di sekitar monumen ini. Sebuah benteng Vespasian dibangun di jalan menuju Avon. Pada tahun 1923 dari ekskavasi yang dilakukan di Stonehengen ditemukan orang Saxon dari abad 7 Masehi yang dipenggal kepalanya. [6] Situs ini diketahui oleh orang yang terpelajar pada abad pertengahan dan sejak saat itu telah dipelajari oleh berbagai macam kelompok.
Fungsi dan Konstruksi Stonehenge
Usaha serius pertama untuk memahami monumen ini dilakukan sekitar tahun1740 oleh William Stukeley. Stukeley menyatakan bahwa lokasi ini dibangun oleh kaum Druid, tetapi sumbangannya yang paling penting adalah mengambil gambar yang terukur mengenai lokasi Stonehenge sehingga dapat mendukung analisis yang lebih tepat tentang bentuk dan kepentingan situs tersebut. Dari hasil kerja ini dia menunjukkan bahwa henge dan batunya disusun dalam bentuk tertentu untuk kepentingan astronomi.
Cara bagaimana batu biru diangkut dari Wales telah banyak didiskusikan dan batu itu mungkin berasal dari Pembrokeshire dan dibawa ke Dataran Salisbury(Salisbury Plain). Banyak arkeolog percaya bahwa Stonehenge merupakan percobaan pengabadian bangunan yang terbuat dari kayu ke dalam bentuk batu. Hal ini karena banyaknya bangunan yang terbuat dari kayu di Dataran Salisbury seperti Tembok Durrington.
Monumen ini diselaraskan timur laut - barat daya dan sering difokuskan bahwa pembangun monumen ini membangunnya pada titik balik matahari dan equinox. Sebagai contohnya, pada pertengahan pagi musim panas, matahari akan muncul tepat di puncak batu tumit (heel stone), dan cahaya pertama matahari akan menuju ke bagian tengah Stonehenge di antara dua susunan batu berbentuk setengah lingkaran. Banyak yang menyangsikan bahwa hal tersebut merupakan suatu kebetulan. Matahari muncul pada derajat yang berganti-ganti dan pada horison lansekap yang berlainan. Untuk penyelarasan itu agar tepat, pembangun Stonehenge harus menyelaraskan garis lintang Stonehenge pada 51° 11'. Penyelarasan ini merupakan dasar untuk menentukan bentuk dan tempat peletakan batu Stonehenge.
Beberapa peneliti lain berpendapat bahwa Stonehenge merupakan observatorium kuno. Apa pun religinya, Stonehenge didesain untuk memprediksi gerhana, titik balik matahari, waktu untuk matahari melewati khatulistiwa dan kejadian penting lainnya yang berkaitan dengan penanggalan dan matahari dan religi kontemporer. [7]
Banyak yang memperkirakan bahwa mesin diperlukan dalam pembangunan Stonehenge. Proses membawa batu biru dari Wales dengan tenaga manusia membutuhkan banyak tali, kayu, dan tenaga manusia. Dalam suatu percobaan arkeologi, arkeologi experimental atau experimental archaeology pada tahun 2001, sebuah batu dipindah dari Wales menuju Stonehenge melalui jalan darat dan laut yang paling memungkinkan. Sukarelawan menariknya di atas papan seluncur ketika di darat. Tetapi ketika dipindahkan ke atas replika kapal masa prasejarah, kapal tersebut tenggelam di Selat Bristol.
Proses menegakkan batu tersebut di lokasi Stonehenge juga merupakan sebuah perdebatan. Batu penyokong diletakkan untuk membuat batu tersebut bertahan, dan sekelompok orang menarik batu besar tersebut menggunakan tali. Untuk batu penutup, ada kemungkinan dengan menggunakan tiang kayu yang ditumpuk dan diangkat secara perlahan-lahan, sehingga tumpukan tiang tersebut memiliki ketinggian yang sama dengan batu tegak, dan dapat dengan mudah dipindahkan ke atas batu tegak. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat yang membangun Stonehenge merupakan masyarakat yang memiliki kepandaian dan pengetahuan terhadap ilmu konstruksi menggunakan kayu dan batu dengan mahir.
Pada tahun 2012, sebuah teori memperkirakan bahwa monumen ini memang ditujukan untuk menyatukan orang-orang yang berbeda di Kepulauan Inggris. Teori ini memperkirakan bahwa monumen ini didirikan dengan menggunakan tenaga manusia yang sangat banyak dan perkakas yang sangat sederhana. Perlu adanya organisasi yang mampu mengatur masyarakat dengan jumlah banyak tersebut, dan bahkan adanya kemungkinan kerja sama antardaerah.[8]
Sejarah baru
Stonehenge tetap menjadi tempat mengunjung bagi Neo-druid dan kepercayaan pagan baru atau neo-pagan, dan merupakan lokasi festival musik gratis yang diadakan di antara tahun 1972 sampai 1984. Bagaimanapun, pada tahun 1985 festival tersebut dilarang oleh pemerintah Inggris. Hal ini disebabkan karena terjadi persengketaan ganas antara polisi dengan pelancong dan dikenal sebagaiPerkelahian Beanfield.
Pada tahun-tahun terkini, kedudukan henge di Dataran Salisbury telah terpengaruh oleh jalan A303 yang menghubungkan antara Amesbury dan Winterbourne Stoke, dan A344. Pada masa lalu beberapa proyek, termasuk terowongan telah direncanakan untuk situs tersebut. English Heritage dan National Trust telah lama berjuang untuk memindahkan jalan dari lokasi tersebut. Pada awal 2003Departemen Perhubungan mengumumkan beberapa perluasan jalan utama, termasuk A303. Pada 5 Juni Highway Agency menerbitkan rencana pemindahan jalan sepanjang 13 kilometer di Stonehenge, termasuk terowongan sepanjang 2 kilometer, membuat jalan A303 di bawah jalan yang dipergunakan sekarang. Banyak organisasi merencanakan terowongan yang lebih panjang, yang akan melindungi kawasan arkeologi dan desa sekelilingnya yang lebih luas. Rencana untuk tempat tersebut termasuk di antaranya pusat warisan baru, yang akan dibuka pada tahun 2006. Pada tahun 2008, skema jalan baru akan siap dilaksanakan dan jalan yang lama akan ditutup.
Mitos dan legenda
Batu Tumit (The Heel Stone) pada suatu masa dikenal sebagai Friar's Heel. Cerita rakyat, yang tidak dapat dipastikan asalnya lebih awal dari abad ketujuh belas, menceritakan asal nama batu ini.
- Seekor jembalang telah membawa batu ini dari wanita di Irlandia, membalutnya, dan membawanya ke dataran Salisbury. Salah satu dari batu tersebut jatuh ke dalamSungai Avon, bakinya dibawa ke dataran. Jembalang tersebut kemudian menjerit, "Tak seorang pun akan tahu bagaimana batu ini dibawa ke sini." Seorang pendeta menjawab, "Itu yang kaupikirkan!" Dengan itu jembalang tersebut melontarkan batu kepadanya dan mengenai tumitnya. Batu tersebut tersebut melekat di tanah dan tetap di situ.
Sebagian pendapat mengklaim Tumit Friar ( "Friar's Heel" ) adalah perubahan nama "Freya's He-ol" atau "Freya Sul", dari nama Dewa Jerman Freya dan (didakwa) perkataan Welsh bagi "laluan" dan "hari matahari" menurut turutan.
Stonehenge dikaitkan dengan legenda Raja Arthur. Geoffrey dari Monmouth berkata bahwa tukang sihir Merlin telah mengurus pemindahan Stonehenge dari Irlandia, di mana ia telah dibangun di Gunung Killaraus oleh raksasa yang membawa batu-batu tersebut dari Afrika. Selepas ia didirikan kembali berdekatan Amesbury, Geoffrey menceritakan dengan lebih lanjut bagaimana Uther Pendragon, kemudian Konstantinus III, dikebumikan di dalam bulatan batu tersebut. Dalam karangannya, Historia Regum Britanniae, Geoffrey mencampurkan legenda Inggris dan khayalannya pada banyak tempat; menarik bahwa dia mengaitkan Ambrosius Aurelianus dengan monumen prasejarah ini, memperlihatkan bagaimana terdapat bukti nama yang sama antara Ambrosius dengan Amesbury yang berdekatan.
Mitos dan legenda Batu Tumit atau Heelstone.
Batu Tumit (The Heel Stone) pada suatu waktu dikenal sebagai Friar's Heel. Cerita rakyat, yang tidak dapat dipastikan asalnya lebih awal dari abad ketujuh belas, menceritakan asal nama batu ini.
Seekor jembalang telah membawa batu ini dari wanita di Irlandia, membalutnya, dan membawanya ke dataran Salisbury. Salah satu dari batu tersebut jatuh ke dalam Sungai Avon, sisanya dibawa ke dataran. Jembalang tersebut kemudian menjerit, "Tak seorang pun akan tahu bagaimana batu ini dibawa ke sini." Seorang pendeta menjawab, "Itu yang kaupikirkan!" Dengan itu jembalang tersebut melontarkan batu kepadanya dan mengenai tumitnya. Batu tersebut tersebut melekat di tanah dan tetap di situ.
Sebagian pendapat mengklaim Tumit Friar ("Friar's Heel") adalah perubahan nama "Freya's He-ol" atau "Freya Sul", dari nama Dewa Jerman Freya dan (didakwa) perkataan Welsh bagi "laluan" dan "hari matahari" menurut urutan.
Stonehenge dikaitkan dengan legenda Raja Arthur. Geoffrey dari Monmouth berkata bahwa tukang sihir Merlin telah mengurus transfer Stonehenge dari Irlandia, di mana ia telah dibangun di Gunung Killaraus oleh raksasa yang membawa batu-batu tersebut dari Afrika. Setelah ia didirikan kembali dekat Amesbury, Geoffrey menceritakan dengan lebih lanjut bagaimana Uther Pendragon, kemudian Konstantinus III, dikebumikan di dalam lingkaran batu tersebut. Dalam karangannya Historia Regum Britanniae, Geoffrey mencampurkan legenda Inggris dan imajinasinya pada banyak tempat; menarik bahwa dia mengaitkan Ambrosius Aurelianus dengan monumen prasejarah ini, melihat bagaimana ada bukti nama yang sama antara Ambrosius dengan Amesbury yang dekat.Said mahmud marbun 02:45, 9 Mei 2011 (UTC)
Diberdayakan oleh Blogger.